Bicara soal daftar biaya haji, banyak yang bertanya-tanya: apakah pilihan ini cocok untuk jemaah lansia? Mari kita bongkar bareng-bareng.
Saat seseorang gagah perkasa, mungkin layanan standar sudah cukup. Namun, dengan bertambahnya usia, tenaga tak lagi seperti dulu. Berangkat haji bisa jadi sebuah tantangan berat. Nah, haji plus ini menawarkan beberapa kemudahan yang tentunya sangat membantu, terutama untuk yang sudah bergelut dengan usia.
Pertama-tama, haji plus menawarkan fasilitas penginapan yang lebih dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bayangkan deh, kalau setiap kali mau ke masjid harus jalan bermeter-meter jauhnya. Bahkan, yang muda saja bisa megap-megap, apalagi yang sudah ubanan. Dengan fasilitas ini, tenaga bisa lebih dihemat, dan ibadah terasa lebih ringan.
Selain itu, jadwal keberangkatannya biasanya lebih fleksibel. Memang, menunggu antrean panjang bisa bikin pegal. Tapi dengan haji plus, waktu tunggu biasanya lebih singkat. Bayangkan saja, lama nunggu bisa separuh dari yang reguler. Untuk yang sudah tak sabar ingin cepat-cepat mencium Hajar Aswad, ini jadi solusi jitu.
Tak hanya itu, waktu pelaksanaan haji biasanya lebih singkat. Dengan kata lain, kurang dari sebulan sudah pulang. Kalau program reguler bisa sampai 40 hari lebih, haji plus ini biasanya 20 hari. Untuk lansia, waktu singkat tentu berarti penghematan energi juga, kan?
Sok tahu, nih. Tahu gak biayanya lebih mahal? Ya, tahu lah. Tapi demi kenyamanan dan kesehatan, banyak keluarga yang akhirnya memilihkan opsi ini. Kata mereka, toh sekali seumur hidup, ya gak? Lagian, kesehatan dan kenyamanan orang tua, itu kan tak ternilai harganya.
Kemudian, layanan kesehatan haji plus juga lebih memadai. Bayangkan saja, ditengah padatnya jemaah, mendapat perawatan cepat bisa jadi tantangan tersendiri. Dengan haji plus, layanan kesehatan biasanya lebih intensif. Misal ada dokter dan perawat yang siap siaga kapan pun diperlukan.
Cerita punya cerita, ada seorang Pak Tua, sebut saja Pak Budi. Tahun lalu, dia berangkat dengan program ini. Katanya, dia merasa lebih tenang dan nyaman. Saya gak usah pusing mikirin penginapan, jadwal, atau layanan kesehatan, ujarnya. Semuanya sudah diatur. Saya tinggal fokus ibadah.